Friday, January 31, 2020

Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 3


Bagaimana terjadinya perubahan

Menurut para ahli sosiologi, perubahan terjadi dalam tiga fase. Fase pertama, inisiasi, yaitu taraf permulaan ide perubahan itu dilancarkan, dengan menjelaskan sifat, tujuan, dan cakupan perubahan yang ingin dicapai. Kedua, fase legitimasi, yaitu ketika orang mulai menerima suatu perubahan. Ketiga, fase kongruensi, sewaktu orang mengadopsi perubahan tersebut dan menyamakan pendapatnya selaras dengan pikiran para pencetus, sehingga tidak terdapat perbedaan nilai lagi antara penerima dan pencetus perubahan.
Kesamaan pendapat dapat dibangun dengan menggunakan berbagai cara. Diantaranya melalui pemberian  motivasi, janji kenaikan gaji atau pangkat, memperoleh kredit, serta bersikap ramah, akrab, sabar, pengertian, serta mengajak berpatisipasi dan mengemukakan perubahan sebagai masalah yang dipecahkan bersama. Upaya lain yang juga dapat dilakukan misalnya melalui paksaan keras atau halus dengan menggunakan otoritas atau indoktrinasi. Namun demikian, perubahan akan lebih berhasil, apabila dari pihak guru merasa memerlukan perubahan itu, sehingga timbul hasrat untuk memperbaiki diri demi kepentingan bersama.
Perubahan yang terjadi atas paksaan dari pihak atasan, biasanya tidak dapat bertahan lama. Perubahan itu akan cepat luntur dan hanya diikuti secara formal dan lahiriah belaka. Menjadikan perubahan sebagai masalah, melibatkan semua yang terlibat dalam perumusan masalah, pengumpulan data, menguji alternatif, dan selanjutnya mengambil kesimpulan berdasarkan percobaan, dianggap akan lebih mantap dan meresap daiam hati guru. Akan tetapi, cara ini biasanya memerlukan waktu yang tak sebentar dan tenaga yang cukup banyak. Belum lagi, munculnya keinginan agar penerapan perubahan itu seragam pada semua sekolah. Akibatnya, perubahan itu sering dijalankan secara otoriter, indoktrinatif, serta mengabaikan kemampuan guru untuk berpikir sendiri dan menempatkan mereka hanya sebagai penerima perubahan saja. Cara ini efisien, namun dalam  jangka panjang tidak efektif. Bila ada perubahan atau pengembanngan baru, biasanya hal-hal positif yang sudah lama ditinggalkan akan sirna tanpa bekas.

No comments:

Post a Comment

loading...