Thursday, March 18, 2021

Komunikasi Manusia



            Dalam berkomunikasi pada dasarnya ada 4 kegiatan pokok, yaitu (a) berbicara, (b) mendengarkan, (c) membaca, dan (d) menulis. Keempat kegiatan tersebut biasanya dikategorikan menjadi dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan komunikasi yang tertua dalam sejarah peradaban manusia. Karena kegiatan komunikasi tertulis baru dilakukan manusia setelah manusia mengenal huruf. Kita bisa membayangkan, mereka yang buta huruf, hingga kini masih mengandalkan komunikasi lisan dalam kehidupannya. Berbeda halnya dengan mereka yang melek huruf, kegiatan komunikasi tertulis, merupakan bagian penting dalam kehidupannya.

            Fiske (2004: 8-9) melihat setidaknya ada dua aliran utama (mazhab) ahli komunikasi dalam merumuskan pengertian komunikasi. Pertama, ahli komunikasi yang merumuskan komunikasi sebagai penyampaian atau transmisi pesan yang kemudian disebut sebagai “mazhab proses”. Kedua, ahli komunikasi yang melihat komunikasi sebagai pembuatan dan pertukaran makna yang disebut sebagai “mazhab semiotika”. Sedangkan Deddy Mulyana (2005a: 61) menyebutkan adanya tiga kerangka pemahaman atas komunikasi, yaitu (a) komunikasi sebagai tindakan satu arah, (b) komunikasi sebagai interaksi, dan (c) komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi sebagai tindakan satu arah melihat komunikasi sebagai penyampaian pesan (informasi) dari seseorang/lembaga kepada orang lain. Komunikasi sebagai interaksi menunjukkan komunikasi sebagai proses sebab-akibat atau aksireaksi yang arahnya bergantian. Sedangkan komunikasi sebagai transaksi memandang komunikasi sebagai proses personal karena makna atau pemahaman kita atas apa yang kita peroleh sebenarnya bersifat pribadi.

            Kita pun bisa mendapatkan pengertian komunikasi dari salah seorang ahli komunikasi yaitu Harold D. Lasswell, yang dikenal dengan model Lasswell-nya (lihat, Fiske, 2004: 46). Lasswell merumuskan komunikasi dengan pernyataan dalam bentuk pertanyaan seperti berikut:

                Who

                Says what

                In which channel

                To whom

                With what effect

            Apa yang dijelaskan Lasswell itu pada dasarnya juga menunjukkan komponen-komponen komunikasi, yaitu (a) siapa yang berkomunikasi atau biasa dinamakan sumber komunikasi/komunikator, (b) menyatakan apa (pesan/isi komunikasi/informasi yang disampaikan), (c) dengan saluran mana (media yang digunakan), (d) pada siapa (penerima/komunikan), dan (e) dengan efek apa. Apa yang dikemukakan Lasswell tersebut, dilengkapi dengan apa yang dikembangkan oleh Shannon dan Wever yang menyebutkan adanya gangguan dalam proses penyampaian pesan dari pemberi/komunikator pada komunikan/penerima. Gangguan tersebut bisa bersifat teknis, bisa juga bersifat psikologis. Ada juga yang menyebut gangguan bahasa semantis). Sekarang, kita perhatikan apa yang dikemukakan Shannon dan Weaber dalam gambar berikut ini.



               Pada Gambar 2.1, sumber informasi (komunikator) menyampaikan pesan melalui transmiter (media) yang kemudian diubah ke dalam sinyal elektromagnetik yang kemudian diterima pesannya melalui pesawat penerima sejauh tidak terjadi gangguan sehingga pesan bisa sampai pada penerima (komunikan).

            Berdasarkan uraian di atas, kita bisa mengutip Everette M. Roger (dalam Mulyana, 2005a: 62) bahwa komunikasi adalah “proses di mana satu ide dialihkan dari sumber kepada seorang penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Definisi tersebut menggambarkan proses sekaligus tujuan dari proses tersebut, yang dalam ungkapan Lasswell dinamakan sebagai efek. Mulyana (2005a: 69) sendiri, setelah menguraikan berbagai definisi komunikasi kemudian menjelaskan bahwa komunikasi disebut proses karena merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran dan perpindahan.


Tuesday, February 4, 2020

Langkah- langkah Pembelajaran Membaca Permulaan Tanpa Buku


Langkah- langkah Pembelajaran Membaca Permulaan Tanpa Buku

Merekam bahasa murid. Bahasa yang digunakan di dalam percakapan mereka direkam untuk digunakan sebagai bahan bacaan. Karena bahasa yang digunakan sebagai bacaan adalah bahasa murid sendiri, murid tidak akan mengalami kesulitan.

Menampilkan gambar sambil bercerita. Guru memperlihatkan gambar sambil bercerita. Guru memperlihatkan gambar kepada murid sambil bercerita sesuai dengan gambar tersebut. Kalimat- kalimat yang digunakan guru dalam bercerita itu digunakan sebagai pola dasar bahan membaca

Contoh: Guru memperlihatkan gambar seorang anak yang sedang menulis, sambil bercerita. Ini Susi
Susi duduk di kursi
Ia sedang menulis surat, dst.

Kalimat- kalimat guru tersebut ditulis di papan tulis dan digunakan sebagai bahan bacaan.
3.      Membaca gambar
Contoh: Guru memperlihatkan gambar seorang ibu yang sedang memegang sapu, sambil mengucapkan kalimat “Ini ibu”. Murid melanjutkan membaca gambar tersebut dengan bimbingan guru.
4.      Membaca gambar dengan kartu kalimat. Setelah murid dapat membaca gambar dengan lancar, guru menempatkan kartu kalimat di bawah gambar. Untuk memudahkan pelaksanaanya, dapat digunakan media berupa papan selip atau papan flanel, kartu kalimat, kartu kata, dan kartu gambar. Dengan menggunakan kartu- kartu dan papan selip atau papan flanel, maka pada saat menguraikan dan menggabungkan kembali kartu- kartu tersebut akan lebih mudah.
5.      Membuat kalimat secara struktural (S). Setelah murid mulai dapat membaca tulisan di bawah gambar, sedikit demi sedikit gambar dikurangi sehingga mereka dapat membaca tanpa dibantu gambar. Dalam kegiatan ini media yang digunakan adalah kartu- kartu kalimat serta papan selip atau papan flanel. Dengan dihilangkannya gambar maka yang dibaca murid adalah:
Misalnya: ini bola adi
ini bola ali
ini bola tuti
6.      Proses analitik (A). Sesudah murid dapat membaca kalimat, mulailah murid menganalisis kalimat itu menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf.
Misalnya: ini bola
i ni bo la
i ni bo la
i n i b o l a
7.      Proses sintetik (S). Setelah murid mengenal huruf- huruf dalam kalimat yang diuraikan, huruf- huruf itu dirangkai lagi menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat semula.
Misalnya: i n i b o l a
 i  ni  bo  la
   ini   bola
    ini bola
secara utuh, proses SAS tersebut sebagai berikut:
                            ini  bola
                     ini                  bola
                 i  ni                       bo  la
               i  n   i                     b  o  l  a
                 i  ni                       bo  la
                     ini                  bola
                             ini  bola

Sunday, February 2, 2020

Watak dan Karakter Berdasarkan Hari Kelahiran

Hai Gaes, gimana kabarnya nih. nah kali ini admin akan coba share tentang watak dan karakter seseorang berdasarkan dengan hari kelahiranya. coba deh kamu cocokin sama kamu.


1. Hari Senin
Royal, suka memberi dengan ikhlas, di waktu yang bersamaan maka mereka tidak bisa menyimpan uang, senang akan kebenaran, mudah tersinggung dan tidak pandai bicara.

2. Hari Selasa
Goyah dan mudah terpengaruh, kamu cenderung sulit mengambil keputusan penting, mudah marah, tidak ulet dan selalu mau menang sendiri.

3. Hari Rabu
Pendiam namun kalau sudah bicara tidak terduga, tidak suka mencampuri urusan orang lain, baik hati, suka menolong dan banyak rejeki.

4. Hari Kamis
Pendiriannya tidak tetap, suka dipuji, mudah emosi, mudah terbujuk oleh rayuan halus dan tidak sabaran.

5. Hari Jumat
Disukai orang banyak, kuat mental, suka menolong, suka memberi nasehat yang baik dan suka mempelajari ilmu pengetahuan

6. Hari Sabtu
Giat bekerja dan rajin, sehingga rejeki pun sering datang, ditakuti orang banyak, pandai menempatkan diri dan bisa menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik.

7. Hari Minggu
Mudah bergaul, favorit semua orang, suka merendahkan diri, pandai berbicara, berjiwa besar dan dapat mengatasi masalah yang dihadapiya dengan baik.


Gimana Gaes? udah cocok belum?

Filosofi Etika Bisnis -Mengikuti Cecak-

Filosofi bisnis mengikuti cecak

Cecak atau cicak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon. Cecak berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cecak biasanya berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak bersama dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku GekkonidaeCecak biasa memakan serangga dan terutama nyamuk. Biasanya cecak hidup di dinding-dinding dan di atap rumah. Di alam cecak biasanya hidup pada tempat-tempat teduh. Makanan cecak adalah serangga terutama nyamuk. Pernahkah kita berpikir tentang cecak yang hanya bisa merayap dan tidak bisa terbang kecuali cecak terbang (khusus) tetapi makanannya adalah hewan yang dapat terbang. Bagaimana bisa hal itu terjadi? Kembali lagi kita harus berpikir dan mengamati kehidupan cecak tersebut yang selalu merayap-rayap di langit-langit rumah. Merayap-rayap ini adalah bagian dari suatu ikhtiar dari seekor cecak untuk mendapatkan makanan. Tetapi khan cecak tidak bisa terbang? Disinilah tangan Allah SWT yang bermain dan bekerja secara otomatis. Allah telah menetapkan rejeki kepada seluruh makhluk ciptaannya di dunia terutama manusia sesuai dengan Qodrat dan Iradat-Nya.

Filosofi Etika Bisnis -Mengikuti Laba-Laba-

Filosofi bisnis mengikuti laba-laba

Benang laba-laba itu ternyata lima kali lebih kuat dari baja dengan ketebalan sama dan memiliki gaya tegang 150 ribu kilogram per meter persegi. Seandainya berdiameter 30 cm, benang itu akan mampu menahan berat 150 mobil! Kehebatan benang tersebut telah menginspirasi ilmuwan untuk membuat jaket antipeluru dari bahan yang dinamakan Kevlar (hanya 1/10 kekuatan benang laba-laba). Laba-laba membuat jaring-jaring tersebut dengan pilinan yang teratur, sabar, tekun dan berhenti ketika dia merasa cukup yakin bahwa besaran jejaringnya dapat dengan mudah menjebak mangsanya. Ini adalah proses yang harus dilalui oleh seekor laba-laba. Begitu pula dalam bisnis supaya kita dapat mangsa yang baik (customer yang baik) maka kita harus terus menerus membentuk jaringan yang cukup luas melalui proses yang panjang, tekun, sabar dan mempunyai kepribadian yang baik sehingga pada akhirnya dengan sikap yang tenang maka customer akan menghampiri dan selalu membutuhkan kita karena kepribadian kita yang selalu memberi perhatian terhadap customer.

Friday, January 31, 2020

Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 6


Kelambanan perubahan dalam pendidikan

Terdapat beberapa penyebab kelambanan perubahan dalam dunia pendidikan. Pertama, pendidikan termasuk kurikulum belum cukup mempunyai dasar ilmiah. Sulit meramalkan dengan pasti apa yang akan terjadi bila dijalankan metode tertentu karena banyaknya variabel yang mempengaruhi hasil suatu tindakan pendidikan.
 Kedua, pendidikan termasuk kurikulum, tidak mempunyai petugas khusus yang bersedia memberi bantuan kapan saja diperlukan,
Ketiga, tak ada penghargaan khusus (insentif atau apa pun) bagi guru atau siapa saja yang mengadakan perbaikan, yang membedakannya dengan guru lain yang tidak melakukan perubahan apa-apa kecuali sekedar mengikuti tradisi atau kebiasaan.
Keempat, kebanyakan guru mempertahankan cara-cara lama yang telah teruji dan telah dikenalnya dengan baik dan dijalankan secara rutin.
Kelima, kurikulum yang uniform atau seragam menghambat ruang gerak guru untuk mengadakan perubahan dan menimbulkan kesan, seakan-akan setiap penyimpangan dari apa yang telah ditentukan dalam pedoman kurikulum akan dianggap sebagai pelanggaran.
Jadi dari kelima penyebab kelambanan perubahan dalam pendidikan dalam  pengawasan yang terlampau ketat dari atasan menghambat berkembangnya inisiatif dan kreativitas guru, serta menempatkannya sekadar menjadi tukang yang bekerja secara mekanis dan mengikuti rutinitas. Padahal, mengajar itu selalu merupakan suatu petualangan (adventure) penuh rahasia yang menarik untuk dipikirkan.

Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 5


Mengubah lembaga atau organisasi

Setiap organisasi mempunyai struktur sosial tertentu. Masing-masing orang mempunyai status dan  peran  tertentu yang  memberinya harga diri atau kekuasaan. Mengadakan perubahan dalam struktur  itu dapat mengancam kedudukan seseorang.
Menurut para ahli, rekayasa sosial (social engineering) dalam usaha mengadakan perubahan dapat dilalui empat langkah, yakni: menganalisis situasi, menentukan perubahan yang perlu diadakan, mengadakan perubahan itu, dan memantapkan perubahan itu. Sikap orang terhadap  perubahan  berbeda-beda. Ada yang dengan  mudah bersedia menerimanya, ada yang menentangnya terang-terangan atau diam-diam, ada pula yang tak acuh. Ada yang ikut-ikutan tanpa komitmen, dan ada pula yang ikut sekadar untuk mengamankan diri karena takut menghadapi sanksi. Dalam  menyebarkan perubahan perlu dicegah timbulnya polarisasi, yaitu pertentangan antardua pihak. Perubahan hanya dapat berhasil bila semua terlibat dan bekerja sama.

loading...