Bagaimana terjadinya perubahan
Menurut para ahli sosiologi, perubahan terjadi dalam
tiga fase. Fase pertama, inisiasi, yaitu taraf permulaan ide perubahan
itu dilancarkan, dengan menjelaskan sifat, tujuan, dan cakupan perubahan yang
ingin dicapai. Kedua, fase legitimasi, yaitu ketika orang mulai menerima
suatu perubahan. Ketiga, fase kongruensi, sewaktu orang mengadopsi
perubahan tersebut dan menyamakan pendapatnya selaras dengan pikiran para
pencetus, sehingga tidak terdapat perbedaan nilai lagi antara penerima dan
pencetus perubahan.
Kesamaan pendapat dapat dibangun dengan menggunakan
berbagai cara. Diantaranya melalui pemberian motivasi, janji kenaikan gaji atau pangkat,
memperoleh kredit, serta bersikap ramah, akrab, sabar, pengertian, serta
mengajak berpatisipasi dan mengemukakan perubahan sebagai masalah yang
dipecahkan bersama. Upaya lain yang juga dapat dilakukan misalnya melalui
paksaan keras atau halus dengan menggunakan otoritas atau indoktrinasi. Namun
demikian, perubahan akan lebih berhasil, apabila dari pihak guru merasa
memerlukan perubahan itu, sehingga timbul hasrat untuk memperbaiki diri demi kepentingan
bersama.
Perubahan yang terjadi atas paksaan dari pihak atasan,
biasanya tidak dapat bertahan lama. Perubahan itu akan cepat luntur dan hanya
diikuti secara formal dan lahiriah belaka. Menjadikan perubahan sebagai
masalah, melibatkan semua yang terlibat dalam perumusan masalah, pengumpulan data,
menguji alternatif, dan selanjutnya mengambil kesimpulan berdasarkan percobaan,
dianggap akan lebih mantap dan meresap daiam hati guru. Akan tetapi, cara ini
biasanya memerlukan waktu yang tak sebentar dan tenaga yang cukup banyak. Belum
lagi, munculnya keinginan agar penerapan perubahan itu seragam pada semua
sekolah. Akibatnya, perubahan itu sering dijalankan secara otoriter, indoktrinatif,
serta mengabaikan kemampuan guru untuk berpikir sendiri dan menempatkan mereka
hanya sebagai penerima perubahan saja. Cara ini efisien, namun dalam jangka panjang tidak efektif. Bila ada
perubahan atau pengembanngan baru, biasanya hal-hal positif yang sudah lama
ditinggalkan akan sirna tanpa bekas.
No comments:
Post a Comment