I.
PENGERTIAN ANALISIS INTERNAL
Analisis internal
adalah analisi yang dilakukan terhadap kekuatan serta kelemahan sebuah
perusahaan atau organisasi. Kekuatan perusahaan berarti dimana sebuah
perusahaan dapat memanfaatkan serta dapat memenuhi target pasar. Dan yang
dimaksud dengan kelemahan adalah dimana perusahaan mengalami keterbatasan dalam
memenuhi target pasar.
II.
PENDEKATAN ANALISIS INTERNAL TRADISIONAL
(SWOT)
SWOT merupakan alat untuk menganalisis
internal secara tradisional, yang terdiri dari :
a. Strengh
Strengh adalah kekuatan yang dimiiki
oleh perusahaan.
b. Weakmess
Weakness adalah kelemahan yang ada ada
sebuah perusahaan.
c. Opportunity
Opportunity adalah kesempatan atau
peluang yang ada dihadapan sebuha perusahaan.
d. Threat
Threat adalah ancaman yang dihadapi oleh sebuah
perusahaan.
Diagram analisi SWOT :
Kesimpulan analisis SWOT :
a.
Strategi Kekuatan dan Kesempatan ( S – O
)
Gabungan di sini
memanfaatkan kekuatan serta kesempatan, sehingga perusahaan atau organisasi
dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan yang ada.
b.
Strategi Kelemahan dan Kesempatan ( W –
O )
Gabungan antara kelemahan
dan kesempatan. Dapat dicontohkan bahwa perusahaan yang dinilai memiliki
kelemahan, akan tetapi terdapat kesempatan yang ada, maka perusahaan tersebut
dapat berkolaborasi dengan perusahaan tersebut agar dapat memanfaatkan
kesempatan tersebut.
c.
Strategi Kekuatan dan Ancaman ( S – T )
Gabungan antara ancaman
dengan kekuatan berarti perusahaan yang memiliki ancaman tertentu dapat dihadapi
dengan menggunakan kekuatannya.
d.
Strategi Kelemahan dan Ancaman ( W – T )
Gabungan ini adalah yang paling
buruk, karena perusahaan memiliki ancaman yang tinggi serta tidak bisa
menghadapi karena perushaan juga memiliki kelemahan yang mencolok pula.
Keterbatasan
analisis SWOT :
1.
Analisis SWOT dapat terlalu menekankan
kekuatan internal dan menganggap remeh ancaman internal.
Para pembuat strategi
di setiap perusahaan harus tetep waspada terhadap strategi yang didasarkan pada
apa yang dapat dilakukan dengan baik oleh perusahaan tanpa mempertimbangkan
dampak lingkungan eksternal terhadap kekuatan tersebut.
2.
Analisis SWOT dapat bersifat statis dan
beresiko mengabaikan kondisi yang berubah.
Nasihat yang sering
diberikan berkaitan dengan gagalnya proses perencanaan adalah bahwa rencana
merupakan peristiwa sesaat yang perlu dilengkapi, dankemudian dipindahkan
ketempatnya di rak seorang manager sementara ia mengerjakan actual perusahaan.
Jadi, tidak mengherankan bahwa para kritisi analisis SWOT, dengan alas an yang
bagus, memperingati bahwa analisis tersebut merupakan pandangan sesaat mengenai
situasi yang berubah atau bergerak.
3.
Analisis SWOT dapat terlalu menekankan
pada satu kekuatan atau elemen strategi.
4.
Suatu kekuatan tidak selalu menjadi
sumber keunggulan kompetitif. Suatu usaha atau perusahaan harus mempunyai
beberapa kekuatan substansial di samping kekuatan untuk keunggulan kompetitif
selain itu keunggulan kompetitif haris bisa berkesinambungan dengan
kekuatan-kekuatan lain.
Analisis
SWOT merupakan suatu pndekatan tradisional yang sudah lama digunakan oleh pera
pembuat strategi untuk melakukan analisis internal. Secara umum analisis ini
menawarkan usaha umum untuk menilai kapabilitas internal dengan
memperti,bangkan faktor eksternal, terutama peluang dan ancaman utama. Analisis
SWOT ini memiliki keterbatasan yang
harus dipertimbangkan jika akan digunakan sbagai landasan sebagai proses
pengambilan keeputusan strategis perusahaan. Pendekatan lain terhadap analisis
internal yang muncul sebagai untuk menambah ketajaman dan kedalaman pada
identifikasi dari keunggulan kompetitif atas nama perusahaan dapat membangun
strategi perushaan yang berhasil adalah analisis rantai nilai.
III.
ANALISIS RANTAI NILAI
Michael
E. Porter untuk menganalisis perusahaan secara internal mengembangkan alat
analisis yang disebut analisis rantai nilai (value chain). Pendekatan ini
merupakan cara memandang secara sistematik perusahaan melayani pelanggannya.
Sebuah rantai nilai adalah rangkaian
kegiatan untuk operasi perusahaan dalam industri yang spesifik. Unit bisnis
adalah tingkat yang sesuai untuk pembangunan rantai nilai, bukan tingkat divisi
atau tingkat korporasi. Produk melewati semua rantai kegiatan dalam rangka, dan
pada setiap aktivitas nilai keuntungan beberapa produk. Rantai kegiatan
memberikan produk-produk nilai tambah dari jumlah nilai tambah dari semua
kegiatan. Hal ini penting untuk tidak mencampur konsep rantai nilai dengan
biaya yang terjadi di seluruh kegiatan.
Rantai nilai mengkategorikan aktivitas
umum nilai tambah dari sebuah organisasi. Kegiatan utama mencakup: logistik
masuk, operasi (produksi), logistik keluar, pemasaran, dan penjualan
(permintaan), dan jasa (pemeliharaan). Kegiatan dukungan meliputi: manajemen
infrastruktur administratif, manajemen sumber daya manusia, teknologi (R &
D), dan pengadaan. Biaya dan value drivers diidentifikasi untuk setiap
aktivitas nilai.
a. Aktivitas
Primer
· Inbound
Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima, menyimpan, dan
menyebarkan input-input ke produk. Termasuk di dalamnya penanganan bahan baku,
gudang dan kontrol persediaan.
· Operations
(operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi input-input yang
disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir. Termasuk di dalamnya
permesinan, pengemasan, perakitan, dan pemeliharaan peralatan.
· Outbound
Logistik (logistik ke luar), aktivitas-aktivitas yang melibatkan pengumpulan,
penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final kepada para
pelanggan. Meliputi penyimpanan barang jadi di gudang, penanganan bahan baku,
dan pemrosesan pesanan.
· Marketing
and Sales (pemasaran dan penjualan), aktivitas-aktivitas yang diselesaikan
untuk menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan dapat membeli produk
dan mempengaruhi mereka untuk melakukannya. Untuk secara efektif memasarkan
danmenjual produk, perusahaan mengembangkan iklan-iklan dan kampanye professional,
memilih jaringan distribusi yang tepat, dan memilih, mengembangkan, dan
mendukung tenaga penjualan mereka.
· Service
(pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan atau
memelihara nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas yang
berkaitan dengan jasa, termasuk instalasi, perbaikan, pelatihan, dan
penyesuaian.
b. Aktivitas
Pendukung
· Procurement
(pembelian/pengadaan), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk membeli
input-input yang diperlukan untuk memperoduksi produk perusahaan. Input-input
pembelian meliputi item-item yang semuanya dikonsumsi selama proses manufaktur
produk.
· Technology
development (pengembangan teknologi), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk
memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan untuk memproduksinya.
Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya
peralatan proses, desain riset, dan pengembangan dasar, dan prosedur pemberian
servis.
· Human
resources management (manajemen sumber daya manusia), aktivitas-aktivitas yang
melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan pemberian kompensasi kepada
semua personel.
· Firm
infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration
(administrasi umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas
seperti general management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan relasi
pemerintah, yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai melalui
infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan efektif dan konsisten
mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman, mengidentifikasi sumber
daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti.
Michael
E. Porter (1998:43-44) menjelaskan mengenai tipe aktivitas. Dalam setiap
kategori aktivitas primer dan pendukung, terdapat tiga tipe aktivitas yang
memainkan peranan yang berbeda dalam keunggulan kompetitif:
1. Langsung
Aktivitas
yang secara langsung terlibat dalam menciptakan nilai kepada pembeli, seperti
perakitan, bagian mesin, operasi tenaga penjualan, periklanan, desain produk,
rekrutmen, dll.
2. Tidak
Langsung
Aktivitas yang memungkinkan untuk
melakukan aktivitas langsung secara terus menerus, seperti pemeliharaan,
penjadwalan pengoperasian fasilitas, tenaga administrasi penjualan,
administrasi penelitian, catatan vendor.
3. Jaminan
Kualitas
Aktivitas yang menjamin kualitas
kegiatan lain, seperti pemantauan, inspeksi, pengujian, meninjau, memeriksa,
menyesuaikan dan pengerjaan ulang. Jamina kualitas tidak identik dengan
manajemen mutu, karena banyak aktivitas nilai memberikan kontribusi terhadap
kualitas.
IV.
METODE
ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN)
a. Metode analisis value chain meliputi langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Identifikasi value chain industri,
pembebanan cost, pendapatan dan aset untuk
nilai aktivitas
Langkah ini harus dilakukan dengan ide untuk mendapatkan competitive
advantage. Penilaian competitive advantage tidak dapat diuji
sepenuhnya pada level industri secara keseluruhan. Value chain suatu
industri dibagi dalam aktivitas yang berbeda sehingga starting point analisis
kos didefinisikan dalam value chain industri kemudian menetapkan kos,
pendapatan dan aset dalam berbagai nilai aktivitas. Aktivitas ini untuk
membangun blok perusahaan dalam industri untuk manciptakan produk yang bernilai
bagi pembeli. Aktivitas-aktivitas harus diisolasi dan dipisahkan jika sesuai dengan
kondisi-kondisi berikut. Aktivitas-aktivitas tersebut menggambarkan persentase
yang signifikan dengan kos operasional, perilaku kos ak-tivitas (cost
driver) berbeda, aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan oleh kompetitor
dalam cara yang berbeda.
Setelah mengidentifikasi value chain, cost operasional, pendapatan dan aset harus dibebankan pada
nilai aktivitas secara individual. Untuk nilai aktivitas intermediate, pendapatan
harus ditetapkan dengan menyesuaikan harga transfer internal dengan harga
pasar.
2. Mendiagnosis Cost Driver
Dalam akuntansi manajemen konvensional fungsi utama suatu
cost driver adalah volume output. Konsep kos berhubungan dengan
volume input, kos tetap versus kos variabel, kos rata-rata versus kos
marginal, kos volume analisis profit, analisis break event, budget fleksibel,
dan margin kontribusi. Dalam rerangka kerja value chain sangat berbeda,
volume output dipandang untuk menangkap sejumlah kccil variasi
perilaku biaya. Oleh karena itu, biasanya digunakan cost driver multiple, yaitu cost
driver yang berbeda untuk berbagai nilai aktivitas yang berbeda. Cost
driver dibagi dalam dua kategori, yaitu struktural cost driver dan executional
cost driver.
b. Structural Cost Driver
Structural cost driver ditetapkan dari pilihan perusahaan tentang struktur
ekonomi yang mendasarinya. Pilihan tersebut diturunkan dari posisi kos untuk
berbagai kelompok produk yang ditawarkan. Ada lima pilihan strategi yang
harus dibuat perusahaan tentang struktur ekonomi yang mendasari, yaitu sebagai
berikut.
·
Scale
Berapa ukuran investasi dalam manufakturing, research and
development, dan marketing resources?
·
Scope
Bagaimana tingkat integrasi secara vertikal (integrasi
horizontal lebih berhubungan dengan skala)?.
·
Experience
Berapa banyak waktu yang dibutuhkan perusahaan pada masa
yang lalu dan apakah masih bisa dilakukan dalam waktu yang sama untuk saat
ini?.
·
Technology
Proses teknologi apa yang digunakan dalam masing-masing
tahap value chain perusahaan?
·
Complexity
Seberapa luas lini produk atau jasa yang akan ditawarkan
pada konsumen?
c. Executional Cost Driver
Executional cost driver diturunkan dari posisi kos perusahaan yang meliputi
hal-hal berikut.
·
Work
force involvement (participation): apakah pekerjaan ditekankan untuk perbaikan yang terus menerus (kaizen di Jepang)?
·
Total
quality management (TQM): apakah
pekerjaan ditekankan untuk kualitas produk total?
·
Capacity
utilization : bagaimana
pilihan skala untuk memaksimalkan plant construction ?
·
Plant
lawut efficiency: seberapa
efisien plant's layout saat ini dibandingkan dengan standar yang ada?
·
Product
configuration: apakah desian
produk efektif?
·
Linkages
with suppliers or customers: apakah
hubungan dengan suplier dan konsumen sesuai dengan rantai nilai perusahaan?
V.
MENILAI RANTAI NILAI
Ketika rantai nilai di dokumentasikan,
para manajer perlu mengidentifikasikan aktifitas yang penting bagi kepuasan
pembeli dan keberhasilan pasar. Aktifitas tersebut adalah aktifitas yang perlu
mendapat perhatian khusu dalam analisis internal. Terdapat tiga pertimbangan
dalam tahap analaisis rantai nilai ini;
1. Pertama, misi utama perusahaan perlu
mempengaruhu pilihan aktifitas yang akan diteliti secara rinci oleh manajer.
Jika perusahaan tersebut terfokus menjadi penyadia sebagai biaya
rendah,perhatian manajemen terhadap penurunan biaya harus sangat
terlihat.selain itu,jika misi perusahaan didasarkan pada komitmen terhadap
diferensasi,para manajer perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk
aktifitas yang menjadi kunci diferensiasi.
2. kedua, sifat dari rantai nilai dan relative pentingnya aktifitas-aktifitas dalam
rantai nilai tersebut bervariasi dari satu industri ke industri lain.
3. ketiga, relative pentingnya aktifitas
nilai sapat bervariasi sesuai dengan posisi perusahaaan dalam system nilai yang
lebih luas yang mencakup rantai nilai dari para pemasoknya di hulu serta
pelanggan atau rekanan di hilir yang terlibat dalam penyediaan produk atau jasa
bagi para pemakai akhir.
Porter
dalam Dess, Lumpkin, Taylor (2004:69) menjelaskan beberapa faktor-faktor yang
dapat dipertimbangkan dalam menilai aktivitas primer.
a. Inbound Logistik
Operasi Logistik Pemasaran Outbound dan Jasa
Penjualan Lokasi fasilitas
distribusi untuk meminimalkan waktu pengiriman. Baik material dan sistem
pengendalian persediaan. Sistem untuk mengurangi waktu untuk mengirim
"kembali" untuk meningkatkan efisiensi operatins untuk bahan yang
masuk. Operasi pabrik yang
efisien untuk meminimalkan biaya. Sesuai tingkat
otomatisasi di bidang manufaktur. Kualitas produksi sistem kontrol untuk
mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas.
Tanaman yang efisien
tata letak dan desain alur kerja. Pengiriman
yang efektif proses untuk menyediakan pengiriman cepat dan meminimalkan
kerusakan. Efisien selesai proses pergudangan barang. Pengiriman barang dalam
ukuran lot yang besar untuk meminimalkan biaya transportasi. Kualitas material
handling peralatan untuk meningkatkan memetik pesanan. Bermotivasi tinggi dan
kompeten tenaga penjualan. Inovatif pendekatan untuk promosi dan iklan. Seleksi
dari kebanyakan saluran distribusi yang tepat. Tepat identifikasi segmen
pelanggan dan kebutuhan. Strategi penetapan harga yang efektif. Efektif menggunakan prosedur
untuk mengumpulkan umpan balik pelanggan dan bertindak atas informasi. Cepat
tanggap terhadap kebutuhan pelanggan dan keadaan darurat. Kemampuan untuk
memberikan suku cadang yang diperlukan. Efektif manajemen suku cadang dan
persediaan peralatan. Kualitas tenaga pelayanan dan pelatihan yang
berkelanjutan. Sesuai garansi dan kebijakan jaminan.
b. Administrasi Umum
Sistem perencanaan yang
efektif untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran. Kemampuan manajemen puncak
untuk mengantisipasi dan bertindak atas tren lingkungan dan kejadian penting.
Kemampuan untuk mendapatkan dana murah untuk belanja modal dan modal kerja.
Baik hubungan dengan kelompok pemangku kepentingan yang beragam. Kemampuan
untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kegiatan "sistem
nilai". Sangat terlihat untuk menanamkan budaya organisasi, reputasi, dan
nilai-nilai. Manajemen Sumber Daya
Manusia Efektif merekrut, pengembangan, dan
mekanisme retensi bagi karyawan. Kualitas hubungan dengan serikat pekerja.
Kualitas
lingkungan kerja untuk memaksimalkan kinerja karyawan secara keseluruhan dan
meminimalkan absensi. Reward dan program insentif untuk memotivasi semua
karyawan. Pengembangan Teknologi Efektif penelitian dan kegiatan pembangunan
untuk proses dan inisiatif produk. Positif kolaboratif hubungan antara R & D
dan departemen lainnya.
c. State-of-fasilitas seni dan peralatan.
Budaya
untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi. Kualifikasi
profesional yang sangat baik personil. Kemampuan untuk memenuhi tenggat waktu
kritis. Pembelian Pengadaan input bahan baku untuk mengoptimalkan
kualitas dan kecepatan, dan untuk meminimalkan biaya terkait. Pengembangan
kolaboratif "menang-menang" hubungan dengan pemasok. Efektif prosedur
untuk membeli iklan dan layanan media. Analisis dan pemilihan input sumber
alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada satu pemasok. Kemampuan untuk
membuat sewa yang tepat terhadap keputusan membeli.
Porter
dalam Dess, Lumpkin, Taylor (2004:73) menjelaskan beberapa faktor-faktor yang
dapat dipertimbangkan dalam menilai aktivitas pendukung.
Berbagai
teknologi yang digunakan pada kedua aktivitas nilai utama dan aktivitas
pendukung:
a. Inbound
Logistics Technologies
-
Transportasi
-
Bahan penanganan
-
Bahan penyimpanan
-
Komunikasi
-
Pengujian
-
Sistem Informasi
b. Operasi
Tekhnologi
-
Proses
-
Bahan
-
Mesin perkakas
-
Bahan penanganan
-
Kemasan
-
Pemeliharaan
-
Pengujian
-
Desain Bangunan & operasi
-
Sistem Informasi
c. Outbound
Logistik Tekhnologi
-
Transportasi
-
Bahan penanganan
-
Kemasan
-
Komunikasi
-
Sistem Informasi
d. Pemasaran
& Penjualan Tekhnologi
-
Media
-
Audio / video
-
Komunikasi
-
Sistem Informasi
e. Layanan
Tekhnologi
-
Pengujian
-
Komunikasi
-
Sistem Informasi
VI.
PANDANGAN BERBASIS SUMBER DAYA ATAS
PERUSAHAAN
Pandangan
berbasis sumber daya atas perusahaan ( resource based view RBV ) dari suatu
perusahaan RBV merupakan metode untuk menganasilis dan
mengidentifikasikeunggulan strategi suatu perusahaan yang didasarkan pada
tinjauan terhadap kombinasi dari aset , keahlian, kapabilitas dan aset tak berwujud yang spesial sebagai
suatu organisasi. Asumsi yang mendasari RBV
adalah bahwa perusahaan berbeda secara fundamental karena setiap
perusahaan memiliki “kumpulan” sumber daya yang unik berupa aset berwujud dan
tidak berwujud serta kapabilitas organisasi untuk memanfaatkan aset tersebu.
Tiap perusahaan mengembangkan kompetisi dari sumber-sumber daya ini dan ketika
telah berkembang kompetisi dari sumber-sumber daya ini ketika telah
dikembangkan dengan baik, kompetisi ini menjadi sumber keunggulan kompetitif
perusahaan. Sebagai contoh coca-cola versus pepsi ,erupakan situasi kompetitif
yang dapat di lihat oleh smua orang. Para analisi saham yang memperlihatkan
kedua perusahaan tersebut sering kali menyimpulkan bahwa coke adalah pemenang.
Mereka mengutip keunggulan coke dalam balaset berwujud dapat terlihat dari
gedung, fasilitas pembotolan, komputerisasi, kas dan seterusnya. Serta aset tak
berwujud seperti reputasi, merek budaya persaingan yang ketat, sistem bisnis
global dan lain-lain. Mereka menyatakan bahwa coke lebiunggl daripasa pepsi
dalam beberapa kapabilit untuk mengunakan aset ini secara efektif, mengelola
distribusi secara global merupakan beberapa keunggulan yang sering kali
disebutkan. Keptusan coke untuk membeli waralaba yang lemah dan secara teratur
berinvestasi atau membeli lokasi pabrik pembotolan baru di seluruh dunia telah memberikan coke keunggulan
kompetitif yang menurut para analisis hanya dapat dapat disaingi oleh pepsi
paling tidak sepuluh tahun lagi. Strategi coke selama 15 tahun terakhir sebagai
yang didasar pada identifikasi dari sumber daya ini dan pengembangannya menjadi
kompetisi yang unik. Keunggulan kompetisi yang berkesinambungan.
VII.
TIGA SUMBER DAYA UTAMA : ASET BERWUJUD,
ASET TIDAK BERWUJUD. DAN KAPABILITAS ORGANISASI.
Aset
berwujud mencakup fasilitas produksi ,bahan baku sumber daya keuangan dan
komputer aset berwujud merupakan sarana fisik dan keuangan yang digunakan suatu
perusahaan untuk menyediakan nilai bagi pelanggan. Aset tak berwujud (
intangible asset ) merupakan sumber daya seperti merek, reputasi perusahaan,
moral organisasi, pemahaman teknik, paten dan merek dagang, serta akumulasi
pengalaman dalam organisasi meski bukanlah aset yang dapat disentul atau
dilihat, aset-aset ini sering kali penting dalam menciptakan keunggulan
kompetitif. Kapanilitas organisasi ( organizational capabilities ) bukan
merupakan input khusus seperti aset berwujud atau tidak berwujud, melainkan
keahlian kapabilitas dan cara untuk menggabungkan aset, tenaga kerja dan proses
yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengubah input menjadi output.
VIII. APA
YANG MEMBUAT SUMBER DAYA BERNILAI ?
Beberapa kriteria RBV sumber daya
akan lebih bernilai jika sumber daya tersebut :
1. Penting
untuk dapat memenuhi suatu kebutuhan pelanggan secara lebih baik dibandingkan
dengan alternatif lain.
Contoh
: dua restauran menawarkan makanan yang serupa, dengan harga yang sama, tetapi
satu restoran memiliki lokasi yang lebih dekat dengan perkantoran dibandingkan
restoran lainnya. Aset berwujud atau lokasi membantu memnuhi kebutuhan makan
siang para pekerja dengan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Sehingga
menghasilkan laba dan volume penjualan yang lebih besar bagi restoran yang
lokasinya lebih dekat. Penting untuk menyadari bahwa sumber daya yang memiliki
kontribusi terhadap keunggulan kompetitif superior yang bernilai. Pada saat
yang sama, sumber daya yang lain seperti menu restoran dan produk atau tempat
parkir khusus merupakan hal yang penting dalam bisnis namun hanya sedikit
kontribusi terhadap keunggulan kompetitif karena hal-hal tersebut tidak
membantu memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih baik dibanding dengan para
pesaing utama perusahaan.
2. Langka
hanya sedikit pihak lain yang memiliki sumber daya atau keahlian setingkat
dengan yang anda miliki.
Ketika
kelangkaan sumber daya menjadi lebih bernilai. Ketika suatu perusahaan memiliki
sumber daya tertentu dan hanya sedikit perusahaan memiliki sumber daya tertentu
dan hanya sedikit perusahaan lain yang memilikinya. Sumber daya tersebut
penting untuk memenuhi kebutuhan pelanggan , maka sumber daya tersebut dapat
menjadi keunggulan kompetitif perusahaan. Kelangkaan fisik mungkin merupakan
cara yang paling jelas bagaimana sumber daya dapt memenuhi kriteria ini. Sumber
daya alam yang terbatas, lokasi yang unik, keahlian yang sangat langka
merupakan jenis-jenis situasi sumber daya yang langka.
Initasi merupakan sumber daya yang dengan mudah dapat
ditiru oleh pesaing halnya menciptakan nilai sementara kelangkaannya hanya
untuk waktu yang singkat. Sumber daya tersebut tidak dapat menghasilkan nilai
sementara “ kelangkaan “ hanya untuk waktu yang singkat. Sumber daya tersebut
tidak dapt menghasilkan keunggulan kompetitif jangka panjang.
Kelangkaan yang muncul bersamaan dengan ketiadaan imitasi
jarang berumur panjang, perusahaan dapat menciptakan kelangkaan sumber daya
dengan membuat sumber daya tersebut sulit untuk ditiru, RBV mengidentifikasi
empat karakteristik, yang dikenal dengan mekanisme isolasi ( isolation
mechanism ) yang membuet sumber daya sulit untuk di imitasi.
·
Sumber daya unik secara fisik adalah
tidak mungkin untuk ditiru lokasi real estat yang unik, hak penambangan dan
paten merupakan contoh sumber daya yang tidak dapat ditiru.
·
Sumber daya yang dikembangkan secara
bertahap sulit untuk ditiru karena panjangnya tahapan yang harus diikuti oleh
perusahaan lain untuk menciptakan sumber daya tersebut. Sumber daya ini tidak
dapat diperoleh secara instant tetapi harus diciptakan seiring waktu dengan
cara yang sering kali sangat mahal dan sulit untuk dipercepat.
·
Ambiguitas penyebab dimana sumber daya
sulit untuk ditiru. Hal ini mengacu pada situasi dimana pesaing sulit memahami
bagaimana perusahaan menciptakan keunggulan yang dinikmatinya. Para pesaing
tidak dapat menentukan dengan tepat apa sumber daya unik yang bernilai atau
bagaimana sumber daya dikombinasikan umtuk menciptakan keunggulan
kompetitif.sumber daya yang memiliki ambiguitas sering kali menjadi kapasitas
organisasi yang berasal dari kombinasi antara aset berwujud dan tak berwujud, budaya,
proses dan atribut-atribut, organisasi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
·
Hambatan ekonomi merupakan sumber untuk
mempersulit imitasi. Biasanya melihat investasi modal yang besar dalam bentuk
kapasitas untuk menyediakan produk atau jasa disuatu pasar yang sensitif
terhadap skala. Hal ini terjadi ketika pesaing memahami sumber daya yang
menjadi keunggulan kompetitif dan bahkan mungkin juga kapasitas untuk meniru,
namun memilih untuk tidak melakukannya karena ukuran pasar yang terbatas secara
realitis tidak dapat mendukung dua pemain dengan ukuran yang sama.
3. Menghasilkan
bagian terbesar dari laba keseluruhan dengan cara dikendalikan oleh perusahaan.
Para pesaing lain di
industri “ hiburan “ menghasilkan laba yang serupa dari tawarannya yang bersaing.
Misal film, tetapi perusahaan-perusahaan itu sering kali memperoleh laba yang
lebih rendah secara substansial karena jumlah yang harus dibayarkan kepada
aktor atau sutradara terkenal atau kontribusi hiburan lainnya dianggap
merupakan pencipta utama dari nilai film tersebut. Perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan laba besar dari sumber dayanya ( misal katyawan initi, keahlian,
hubungan baik) yang tidak terkait
langsung dengan perusahaan tidak memungkinkan perusahaan tersebut memperole
laba dengan mudah.situasi inidapat terjadi ketika suatu perusahaan membentuk
usaha patungan dengan perusahaan lain, dan saling berbagi sumber daya, serta
laba yang dihasilkan.
4. Bersifat
tahan lama atau berkesinambungan sejalan dengan waktu.
Pada perekonomian
global abad ke-21 yang sangat kompetitif, kompetensi dan keunggulan kompetitif
unik dapat memudar dengan cepat, sehingga membuat durabilitas menjadi ujian
penting terhadap nilai dari sumber daya dan kapabilitas utama. Beberapa pihak
yakin bahwa realitas ini membuat visi yang terartikulasi dengan baik dan budaya
yang terkait dalam organisasi berpotensi menjadi kontributor. Apa lagi semakin
lambat suatu sumber daya terdepresiasi, semakin bernilai sumber daya tersebut.
IX.
Menggunakan Pandangan Berbasis Sumber Daya dalam analisis Internal
Untuk menggunakan RBV dalam analisi
internal, pertama – tama suatu perusahaan harus mengidentifikasi dan
mengevaluasi sumber-sumber dayanya untuk menemukan sumber daya yang
sesungguhnya menjadi dasar bagi keunggulan kompetitif masa depan. Hal ini
membantu dalam :
-
Memecah sumber daya :
Memecah sumber daya
menjadi kompetensi – kompetensi yang lebih spesifik dan bukan tetap menggunakan
teori yang umum.
-
Menggunakan perspektif fungsional :
Dengan melihat area –
area fungsional yang berbeda dalam perusahaan, pemisahan antara aset berwujud
dan tak berwujud serta kapabilitas organisasional yang ada saat ini, dapat
mulai mengungkapkan sumber daya yan menciptakan nilai – nilai pentig dan
aktifitas yang perlu dianalisis lebih lanjut.
-
Melihat pada proses organisasi dan
kombinasi dari sumber daya dan bukan hanya aset atau kababilitas yang
terisolasi. Meskipun pemisahan adalah penting. Anda juga harus mengambil sudut
pandang kreatif terhadap kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan kompetitif.
-
Menggunakan pendekatan rantai nilai
untuk mengungkapkan kapabilitas, aktifitas, dan proses organisasi yang
merupakan sumber daya potensial yang bernilai untuk menghasilkan keunggulan
kompetitif.
Ketika sumber daya diidentifikasikan,
manajer dapat menerapkan empt kriteria RBV untuk mengungkapkan sumber – sumber
daya yang “bernilai”. Tujuan manajer pada titik ini adalah mengidntifikasi
sumber daya dan kapabilitas yang bernilai karena memnuhi seluruh atau sebagian
dari kriteria yang membuat sumber daya tersebut berharga.
Jika suatu sumber daya menciptakan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan unik pelanggan, sumber daya tersebut memliki
nilai. Tetapi jika sumber daya tersebut tidak langka atau mudah ditiru maka
adalah tidak bijaksana untuk mengembangkan strategi perusahaan berdasarkan
sumber daya atau kapabilitas tersebut.
Intinya adalah bahwa dalam menerapkan
analisis RBV, sseorang harus memusatkan perhatian pada identifikasi sumber –
sumber daya yang mengandung seluruh nilai yang diidentifikasikan dalam empat
kriteria tersebut.
Menggunakan RBV, analisis rantai nilai
dan analisi SWOT perusahaan dapa dengan cukup pasti memperbaiki kualitas
analisis internal yang dilakukan untuk membantu membentuk strategi kompetitif
suatu perusahaan. Inti dari keberhasilan setiap teknik adalah kemampuan para
pembuat strategi untuk membuat perbandingan yang berarti.
X.
ANALISIS INTERNAL : MEMBUAT PERBANDINGAN
YANG BERARTI
Manajer memerlukan standar yang objektif
untuk digunakan ketika menilai sumber daya dan aktivitas penghasil nilai
internal. Apakah menggunakan pendekatan SWOT , VCA atau RBV para pembuat
strategi mengandalkan tiga perspektif dasar ini untuk mengevaluasi bagaimana
perusahaannya dapat meningkatkan kapabilitas internalnya.
a. Perbandingan
Dengan Kinerja Masa Lalu
Para pembuat strategi menggunakan
pengalaman historis perusahaan sebagai dasar untuk mengevaluasi faktor – faktor
internal. Manajer lebih terbiasa dengan kapabilitas dan masalah internal
perusahaannya karna mereka sangat terlibat dalam aktifitas keuangan, pemasaran,
produksi dan litbang. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika penilaian
seorang manajer mengenai apakah faktor internal tertentu seperti fasilitas
produksi, organisasi penjualan, kapabilitas keuangan, sistem pengendalian, atau
karyawan kunci merupakan kekuatan atau kelemahan akan sangat dipengaruhi oleh
pengalaman terkait faktor – faktor tersebut.
b. Penentuan
tolak ukur : Perbandingan dengan pesaing
Mengevaluasi kebelanjutan keunggulan
terhadap para pesaing utama. Membandingkan cara suatu perusahaan melakukan
suatu aktivias denga pesaing atau perusahaan lain yang melakukan hal yang sama.
Perusahaan – perusahaan yang sama sering kali memiliki keahlian pasar, sumber
daya keuangan, fasilitas, dan lokasi operasi, pengetahuan teknis, citra merek,
tingkat integritas, kemampuan manajerial, dan sebagainya yang berbeda. Sumber –
sumber daya internal yang berbeda ini dapat menjadi kekuata atau bahkan
kelemahan tergantung pada strategi yang dipilih oleh suatu perusahaan. Dalam
memilih suatu strategi, manajer seharusnya membandingkan kapabilitas internal
utama perusahaan dengan pesainnya shingga dengan demikian mengisolasikan
kekuatan dan kelemahan utamanya.
Penentuan tolak ukur ( benchmarking ),
atau membandingkan cara perusahaan melakukan suatu aktifitas dengan perusahaan
lain yang melakukan hal yang sama, telah menjadi perhatian utama dari para
manajer di perusahaan – perusahaan yang memliki komitmen atau kualitas.
c. Perbandingan
dengan Faktor keberhasilan dalam industri
Analisis industri mencakup identifikasi
atas faktor – faktor yang berkaitan dengan partisipasi yang berhasil dlam suatu
industri. Sebagaimana berlaku untuk metode evaluasi yang telah dibahas
sebelumnya, penentuan keberhasilan utama dalam suatu industri dapat menggunakan
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal suatu perusahaan.
Para menajer dapat mencapai objektivitas
dan semangat yang lebih besar ketika mereka mnganalisis sumber daya an
kapabilitas internal perusahaannya. Para manajer sering kali memulai analisis
internalnya dengan pertanyaan seperti ini , seberapa baik strategi saat ini
bekerja? Bagaimana situasi perusahaa saat ini? Apa saja yang menjadi kelemahan
dan kekuatan perusahaan ? analisis SWOT merupakan pendekatan tradisional yang
telah digunakan selama beberapa dkade untuk membantu menstukturisasikan usaha
para manajer dalam mencari jawaban atas pertanyaa tersebut. Sebagai suatu
pendekatan logis yang masih digunakan oleh banyak manajer saat ini. Analisi
SWOT memiliki keterbatasan yang berkaitan dengan kedalaman analisis dan resiko
mengabaikan pertimbangan – pertimbangan yang penting.
XI.
SUMBER-SUMBER DAYA UTAMA LINTAS AREA
FUNGSIONAL
1. Pemasaran
-
Produk atau jasa perusahaan, cakupan
lini produk
-
konsentrasi penjualan pada sejumlah
kecil produk atau pelanggan
-
kemampuan untuk mengumpulkan informasi
yg dibutuhkan mengenai pasar
-
bauran produk – jasa dan potensi
ekspansi; siklus hidup dari produk-produk inti
-
keseimbangan laba penjualan dalam produk
jasa
-
strategi penetapan harga dan fleksibel
penetapan harga
-
prosedur untuk memahami umpan balik dari
pasar dan mengembangkan produk, jasa atau pasar baru
2. Keuangan
dan akuntansi
-
kemampuan untuk memperoleh modal produk
-
kemampuan untuk memperoleh modal jangka
panjang; rasio utang ekuitas
-
hubungan dengan pemilik, investor
, dan pemegang menggunakan strategi keuangan alternatif, seperti sewa
guna usaha atau jual sewa kembali
-
biaya untuk masuk kepasar baru atau
hambatan bagi masuknya pendatang baru
-
pengendalian biaya efektif; kemampuan
untuk mengurangi biaya
-
efisiensi dan efektifitas sistem
akuntansi biaya, anggaran dan
perencanaan laba
3. Produksi,
operasi dan teknis
-
Biaya dan ketersediaan bahan baku,
hubungan dengan pemasok
-
Sistem pengendalian persediaan,
perputaran persediaan
-
Lokasi fasilitas, tata letak dan penggunaan
fasilitas
-
Efisiensi teknis dari fasilitas dan
penggunaan kapasitas
-
Efektivitas dari prosedur pengendalian
operasi; desain; penjadwalan ;
pembelian; pengendalian mutu; dan efisiensi
-
Biaya dan kompetensi teknologi relatif
trhadap industri dan pesaing
4. Personalia
-
Siapa yang hubungan dengan karyawan dibanding kan dengan industri
dan pesaing
-
Kemampuan untuk meratakan lapangankerja
perputaran karyawan dari tingkat absensi khusus
5. Manjemen
mutu
-
Hubungan dengan pemasok, pelanggan
-
Praktik- praktik internal untuk
meningkatkan kualitas produk dan jasa
6. Manajemen
informasi
-
Informasi untuk menangani masalah
kualitas; layanan pelanggan
-
Kemampuan individu untuk menggunakan
informasi yang tersedia
-
Hubungan dengan pemasok dan pelanggan
7. Organisasi
dan manajemen umum
-
Kemampuan perusahaan dalam mencapai
tujuan
-
Sistem pengendalian organisasi secra
keseluruha ( efektivitas dan utilitas)
-
Penggunaan prosedur dan teknik
sistematis dalam pengambilan keputusan
Menggunakan
analisis keuangan
Analisis keuangan adalah alat terpenting
untuk menilai kekuatan dari analisis organisasi dalam industri. Sebenarnya analisis ini digunakan manjer
untuk pengambilan keputusan keuangan, investor menggunakan analisis keuangan
dengan pertimbangan apakah akan membeli atau menjual saham, serta kreditor apakah akan memberi pinjaman atau tidak.
Terdapat
4 kelompok utama rasio keuangan:
1. Rasio
likuiditas
Rasio
likuiditas digunakan sebagai indikator atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.kewajiban ini mencakup utang jangka pendek, termasuk
bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo. Aset lancar bergerak melalui
siklus kas normal dari persediaan-persediaan piutang – kas. Kas ini digunakan
perusahaan untuk mengurangi atau melunasi kewajiban lancarnya. Rasio likuiditas
terkenal adalah rasio lancar: aset lancar dibagi kewajiban lancar.
Aset lancar
Kewajiban
lancar
2. Rasio
pengungkit
Rasio
pengungkit mengidentifikasikan sumber- sumber modal suatu perusahaan- pemilik
atau kreditor luar. Istilah pengungkit mengacu pada fakta bahwa menggunakan
modal dengan beban bungan tetap akan meningkatkan laba atau rugi berkaitan
dengan ekuitas para pemegang saham biasa. Rasio paling sering digunakan adalah
total utang dibagi total aset.
Total
utang
Total aset
3. Rasio
aktivitas
Rasio aktivitas
mengidentifikasi seberapa efektif suatu perusahaan menggunakan sumber dayanya.
Melalui perbandingan antara pendapatan dengan sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan adalah mungkin untuk menentukan efisiensi operasi.
No comments:
Post a Comment